Selain menjadi loper koran, Dudung kecil juga gigih membantu ibunya menjajakan kue ke berbagai tempat, termasuk kantin Kodam Siliwangi. Namun, sebuah kejadian kurang mengenakkan menimpanya saat seorang tamtama menendang kue klepon dagangannya hingga berantakan. Peristiwa inilah yang justru menumbuhkan cita-cita mulia dalam diri Dudung untuk menjadi seorang tentara yang berintegritas.
Pada tahun 1985, setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 9 Bandung, tekadnya membawanya diterima di Akademi Militer (Akmil). Tiga tahun kemudian, ia berhasil lulus dan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda).
Usai lulus dari Akmil pada tahun 1988, Letda Dudung mendapat penugasan pertamanya di Dili, Timor Timur. Di sana, ia mengemban amanah sebagai Komandan Peleton (Danton) di Batalyon Infanteri 744-SYB yang berada di bawah naungan Kodam IX/Udayana. Dalam menjalankan tugasnya, Dudung memimpin dua tim khusus, 'Ataka' dan 'Casador', yang memiliki misi mencari anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait