"Video aslinya ada di saluran kami. Kami dengan sengaja membuatnya untuk keperluan perfilman atau bisa dikatakan sinetron berseri. Kami menggunakan contoh agar umat Islam tidak terpengaruh oleh pondok pesantren, atau kata-kata Islami, atau bahkan ayat-ayat Allah. Kami melakukan manipulasi sebagai bentuk edukasi dan pembelajaran," kata Mamaz Karyo.
Mamaz Karyo menyatakan bahwa film tersebut hanya ditayangkan di saluran YouTube mereka sebagai hiburan dan juga sebagai sumber pembelajaran.
"Saya sangat menyesal karena di dunia media sosial, video kami dipotong-potong dengan kata-kata yang meragukan, mengalihkan isu, dan lain sebagainya. Saya merasa sedikit terbebani. Mereka memotong video tersebut tanpa menyertakan tautan aslinya," ungkapnya.
Dalam video ini, Mamaz Karyo memberikan pesan kepada masyarakat agar tidak percaya dengan orang yang mengatasnamakan agama untuk mendapatkan keuntungan, dengan janji bisa menghapus dosa.
"Menceritakan tentang Pondok Pesantren Al-Khafiyah, yang merupakan pondok pesantren sesat yang mencari orang dan mempengaruhi mereka dengan ilmu-ilmu sihirnya. Mereka mengajarkan bahwa setiap orang yang melakukan dosa dapat menghapus dosanya. Kami menampilkan contoh ini agar orang-orang awam dapat berhati-hati," pesannya.
"Jaga iman, tegakkan shalat, dan dekatkan diri kepada Allah Taala. Semoga dapat dipahami. Saya mohon maaf atas kekhilafan saya," tambah Mamaz Karyo.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait