SIMALUNGUN,iNewsSiantar.id-Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (GEMAPSI) mengajak 13 tokoh yang dihormati di kabupaten Simalungun untuk berangkat ke Istana Presiden di Jakarta menyampaikan langsung aspirasi penolakan konversi teh ke tanaman sawit di kebun Sidamanik kepada Presiden Joko Widodo.
Ketua Gemapsi Anthony Damanik didampingi Sekretaris Jahenson Saragih,Jumat (28/4/2023) mengatakan, pihaknya sudah menyurati para tokoh Simalungun diantaranya Bupati Radiapoh H Sinaga, mantan Bupati JR Saragih, Irjen Purn Wagner Damanik, anggota DPR RI Junimart Girsang,mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih,Darman Purba Ketua Forum Peduli Simalungun Jakarta ( FPSJ ) ,Jon Rison Purba, Ketua Majelis Kebudayaan Simalungun Indonesia (MKSI) dan Ketua Fraksi PDIP DPRD Sumatera Utara Mangapul Purba, untuk mendukung dan ikut menemui langsung Presiden Joko Widodo di Istana Presiden bahkan bila diperlukan menggelar aksi unjuk rasa.
" Sejumlah tokoh masyarakat Simalungun sudah disurati Gemapsi untuk bersama-sama menemui langsung Presiden Joko Widodo di Istana Presiden di Jakarta untuk menyampaikan aspirasi masyarakat terkait penolakan konversi teh menjadi sawit di kebun Sidamanik yang menimbulkan banyak dampak negatif bagi masyarakat sekitar bahkan bencana alam", ujar Anthony.
Anthoy menyakini aspirasj yang akan disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo akan ditanggapi karena sudah langsung disampaikan.
Dia mengatakan, dalam aksi yang direncanakan mengenakan pakaian adat dan membawa teh asal kebun Sidamanik sebagai oleh-oleh kepada Presiden Jokowi akan disampaikan berbagai alasan penolakan konversi tanaman teh menjadi kelapa sawit.
yang tidak pernah dihiraukan PTPN IV.
Jahenson menambahkan sikap PTPN IV yang tidak menggubris penolakan masyarakat Simalungun menimbulkan kesan sikap meremehkan kepada warga lokal yang menjadi korban akibat konversi tanaman teh menjadi kelapa sawit.
Dia mengatakan konversi teh ke tanaman kelapa sawit, telah terbukti sangat merugikan dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Simalungun,mulai dari hancurnya infrastuktur jalan,hancurnya lahan pertanian dan perladanga,tutup nya usaha-usaha perdagangan masyarakat, jika hujan banjir melanda.rumah-rumah penduduk dan terganggunya masyarakat yang melintasi jalan yang harus menunggu berjam-jam hingga hujan reda dan abanjir surut, serta masyarakat tidak lagi dapat bercocok tanam karena lahannya dihantam banjir.
" Pihak PTPN IV hanya mementingkan untung tidak memikirkan dampaknya bagi masyarakat akibat konversi teh ke kelapa sawit di kebun Sidamanik", ujar Jahenson.
Editor : Riky Fernando Hutapea
Artikel Terkait