PEMATANG SIANTAR, iNewsSiantar.id - Pada Ramadhan 1446 Hijriah ini selain diwajibkan berpuasa sebulan penuh juga ditambah dengan berbagai amalan saleh lainnya, salah satunya dengan membaca Alquran. Saat ini aplikasi di handphone (Ponsel) dan gadget lainnya untuk memudahkan membaca Alquran demikian banyak.
Meski membaca Alquran dimudahkan dengan berbagai macam aplikasi di handphone, namun apakah sama nilai keberkahaan dan keutamaannya dengan membaca Alquran langsung dari mushaf?
Asy-Syaikh Abdullah bin Shaleh Al-Fauzan Hafizhahullah berkata
الأحسن ترك القراءة من الهاتف المحمول مع وجود المصحف ؛ لأمور منها :
١. أن المصحف له حرمة، وما كان له حرمة فهو أفضل، ولهذا يدخل الحمام بالهاتف المحمول، ولا يدخل بالمصحف.
٢. المصحف أصل، والهاتف المحمول فرع، وباتفاق العلماء لا يعدل إلى الفرع مع وجود الأصل.
٣. المصحف يجب تعظيمه ؛ ولذا فهو ذو يُمن وبركة؛ لما تضمنه بين دفتيه من كلام الله تعالى.
٤. المصحف مختص بالقرآن والهاتف فيه القرآن، وغيره.
٥. القراءة بالمصحف شعيرة من شعائر الإسلام، ينبغي نشرها وإشاعتها لتبقى ظاهرة كسائر الشعائر، ومن أخذ المصحف فالغالب أنه يقرأ، ومن أخذ الهاتف لا يجزم بأنه يقرأ .
٦. أن الذين يقرأ من الهاتف المحمول لا يأمن نفسه أن يترك القراءة ويدخل إلى مواقع ومتاهات؛ لأنه فتنة.
"Lebih baik meninggalkan membaca Al-Qur'an dari ponsel ketika ada Mushaf karena beberapa alasan:
1. Mushaf memiliki kehormatan, dan apa yang memiliki kehormatan adalah lebih baik. Oleh karena itu, seseorang bisa membawa ponsel ke kamar mandi, tetapi tidak boleh membawa mushaf.
2. Mushaf adalah pokok, sedangkan ponsel adalah cabang. Menurut kesepakatan ulama tidak boleh beralih ke cabang ketika ada pokok.
3. Mushaf harus dihormati, dan oleh karena itu, ia memiliki keberkahan dan kebaikan karena diantara dua sampulnya mengandung firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
4. Mushaf khusus untuk Alquran, sedangkan ponsel mengandung Alquran dan juga hal-hal lain.
(Foto: Freepik)
5. Membaca Alquran dari mushaf adalah salah satu syiar Islam yang harus disebarluaskan dan dipertahankan agar tetap nampak dan menjadi seperti syiar-syiar lainnya. Ketika seseorang mengambil mushaf, kemungkinan besar ia akan membaca Alquran, sedangkan ketika seseorang mengambil ponsel, tidak bisa dipastikan bahwa ia akan membaca Alquran.
6. Orang-orang yang membaca Alquran dari ponsel dia tidak bisa menjamin dirinya aman dari meninggalkan membaca Alquran dan akhirnya masuk ke situs-situs atau hal-hal yang tidak pantas, karena itu adalah fitnah." (Syimtu Al-Faroidhi hal. 13)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait