Hal ini membuat personel Kopasgat tersulut emosi. "Hei ini Jenderal saya, Panglima saya, keamanan di sini tanggung jawab saya," ujar Kapten Eka lantang.
Kondisi saat itu memanas, Prajurit Kopasgat dan Interfet saling mengeluarkan senjata. Saat itu siapa pun bisa lepas kendali lalu melepaskan tembakan. Apalagi setiap personel yang mengawal Marsda Ian mengantongi dua sampai lima granat.
"Panggil panglima kamu ke sini," tegas Kapten Eka dengan lantang.
Kapten Eka meminta kepada semua anak buahnya, agar jangan sampai ada tembakan sebelum ada komando darinya.
"Letusan pertama pada saya," ucapnya.
Saat itu jumlah Kopasgat sangat kalah jumlah. Namun mereka mempunyai granat yang siap diledakan sebagai andalan senjata terakhir bila akhirnya terjadi pertempuran.
LIHAT JUGA: Tak Kalah Ganas dari Kopassus, Ini Kisah Baret Jingga Nyaris Hancurkan Pasukan Elite Australia
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait