HUT ke-77 TNI 5 Oktober 2022, Kopasgat Nyaris Hancurkan Pasukan Interfet Australia di Timor-Timur

Fahmi Firdaus
Kopasgat atau Komando Pasukan Gerak Cepat adalah pasukan elite TNI AU. Foto: Dok

JAKARTA, iNewsSiantar.id - HUT ke-77 TNI 5 Oktober 2022 menjadi salah satu momentum yang membuat bangga bangsa Indonesia.

Kehadiran TNI sangat penting menjaga kedaulatan NKRI juga menjaga kepentingan bangsa Indonesia.

Tiap matra di TNI mempunyai pasukan elite termasuk TNI AU. Kopasgat atau Komando Pasukan Gerak Cepat adalah pasukan elite TNI AU.

Kopasgat TNI AU ini merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas, minimal memiliki kualifikasi para-komando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.

Pasukan baret jingga ini sering diterjunkan di berbagai palagan. Salah satunya saat di Timor-Timur yang saat ini berubah nama jadi Timor Leste, setelah wilayah tersebut bukan lagi jadi bagian Indonesia usai jajak pendapat atau referendum pada 30 Agustus 1999.

Melansir buku biografi Marsma (purn) Nanok Soeratno, "Kisah Sejati Prajurit Paskhas", adanya kedatangan Pasukan Interfet menimbulkan masalah bagi prajurit Kopasgat kala itu bernama Paskhas yang masih bertugas. 

Seorang prajurit Kopasgat dikejar oleh personel Interfet dengan senjata lengkap saat hendak kembali ke markas. Kendati demikian, kejadian ini tidak sampai menimbulkan kontak senjata.

Saat itu, pasukan baret jingga yang dipimpin Kapten Eka Bagus Laksana menjadi pasukan terakhir TNI yang tersisa di Bumi Lorosae.

Salah satu insiden lainnya adalah, saat kedatangan Pangkoopsau II Marsda Ian Santoso untuk bertemu Jenderal Interfet di ruang tunggu VIP bandara. Saat itu Panglima yang turun dari pesawat Hercules mendapat ancaman dari pasukan Interfet. Pasukan Ini mengarahkan senjata ke depan jenderal TNI AU tersebut.

Hal ini membuat personel Kopasgat tersulut emosi. "Hei ini Jenderal saya, Panglima saya, keamanan di sini tanggung jawab saya," ujar Kapten Eka lantang.

Kondisi saat itu memanas, Prajurit Kopasgat dan Interfet saling mengeluarkan senjata. Saat itu siapa pun bisa lepas kendali lalu melepaskan tembakan. Apalagi setiap personel yang mengawal Marsda Ian mengantongi dua sampai lima granat.

"Panggil panglima kamu ke sini," tegas Kapten Eka dengan lantang.

Kapten Eka meminta kepada semua anak buahnya, agar jangan sampai ada tembakan sebelum ada komando darinya. 

"Letusan pertama pada saya," ucapnya.

Saat itu jumlah Kopasgat sangat kalah jumlah. Namun mereka mempunyai granat yang siap diledakan sebagai andalan senjata terakhir bila akhirnya terjadi pertempuran.

LIHAT JUGA: Tak Kalah Ganas dari Kopassus, Ini Kisah Baret Jingga Nyaris Hancurkan Pasukan Elite Australia

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network