Polisi Cokok Wartawan Gadungan Peras Rp380 Juta Pengelola Pondok Pesantren

KOTA BATU, iNewsSiantar.id – Seorang wartawan gadungan di Kota Batu diamankan polisi karena diduga melakukan tindak pidana pemerasan. Pelaku, Yohannes Lukman Adiwinoto (40), warga Blimbing, Kota Malang, bersekongkol dengan seorang oknum petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PT2TP2A) Kota Batu, berinisial FDY (51), warga Kota Batu.
Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata, menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari penyelidikan dugaan pencabulan yang dilakukan oleh seorang pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kejadian tersebut terjadi pada 24 September 2024 dan masih dalam proses penyelidikan.
"Selama proses penyelidikan, muncul oknum-oknum yang memanfaatkan situasi untuk melakukan dugaan pemerasan," ujar Andi Yudha dalam konferensi pers di Markas Polres Batu, Selasa (18/2/2025).
Dua pelaku ini diduga berperan sebagai mediator antara pihak ponpes dan korban. Yohannes Lukman berpura-pura menjadi jurnalis, sementara FDY, yang merupakan petugas PT2TP2A, berusaha meyakinkan bahwa kasus ini harus tetap ditangani dengan perlindungan terhadap anak.
Saat menjalankan aksinya, para pelaku meminta uang sebesar Rp 40 juta, yang diklaim akan digunakan untuk mengurus kasus dugaan pencabulan tersebut. Namun, uang tersebut justru dibagi di antara mereka: FDY menerima Rp 3 juta, Yohannes Lukman Adiwinoto memperoleh Rp 22 juta, dan sisanya Rp 15 juta diberikan kepada seorang pengacara untuk mendampingi kasus ini.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta