Cerita Mantan KSAD Jenderal Dudung, Pernah Ditempeleng Mayor karena Insiden Koran Jatuh

Vitrianda Hilba Siregar
Mantan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. (Foto: Dispenad).

JAKARTA, iNewsSiantar.id - Kisah hidup Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman, yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dengan pangkat tertinggi di TNI AD, adalah sebuah perjalanan panjang yang diwarnai perjuangan dan pengorbanan. 

Lahir dan besar dalam keluarga yang serba kekurangan, Dudung sejak kecil sudah memahami arti kerja keras untuk meringankan beban keluarga. Didikan kehidupan yang keras membentuknya menjadi pribadi yang memiliki tekad kuat dan dedikasi tinggi dalam menggapai impiannya. Kehilangan ayah saat masih duduk di bangku SMP kelas 2 menjadi titik balik yang semakin memotivasinya untuk terus berjuang.

Dalam podcast YouTube TNI AD "Mengenal Sosok KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman", Jenderal Dudung memiliki darah keturunan Sunan Gunung Jati. Setelah kepergian sang ayah, ibunya memikul tanggung jawab besar untuk menghidupi delapan anak.

Di tengah keterbatasan, Dudung kecil turut membantu ibunya dengan berjualan kue dan kerupuk, serta mencari kayu bakar untuk memasak menggunakan tungku. Ia juga mencari nafkah sebagai loper koran, rajin membaca koran sebelum mengantarkannya ke pelanggan.

Suatu insiden kurang menyenangkan pernah terjadi, di mana ia ditempeleng seorang mayor tentara karena koran yang dibawanya jatuh dan kotor. Namun, cobaan ini tidak mematahkan semangatnya. 

Selain menjadi loper koran, Dudung kecil juga gigih membantu ibunya menjajakan kue ke berbagai tempat, termasuk kantin Kodam Siliwangi. Namun, sebuah kejadian kurang mengenakkan menimpanya saat seorang tamtama menendang kue klepon dagangannya hingga berantakan. Peristiwa inilah yang justru menumbuhkan cita-cita mulia dalam diri Dudung untuk menjadi seorang tentara yang berintegritas.

Pada tahun 1985, setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 9 Bandung, tekadnya membawanya diterima di Akademi Militer (Akmil). Tiga tahun kemudian, ia berhasil lulus dan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda).

Usai lulus dari Akmil pada tahun 1988, Letda Dudung mendapat penugasan pertamanya di Dili, Timor Timur. Di sana, ia mengemban amanah sebagai Komandan Peleton (Danton) di Batalyon Infanteri 744-SYB yang berada di bawah naungan Kodam IX/Udayana. Dalam menjalankan tugasnya, Dudung memimpin dua tim khusus, 'Ataka' dan 'Casador', yang memiliki misi mencari anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK).

Di usia yang masih muda, 24 tahun, Dudung menerima kepercayaan besar dari komandannya, Kapten Edison. Ia ditunjuk memimpin tim khusus, sebuah tanggung jawab yang tak lazim mengingat usianya yang relatif belia dan pengalamannya yang masih seumur jagung di dunia militer.

Keputusan ini didasari oleh keyakinan Kapten Edison terhadap kekuatan fisik Dudung, meskipun potensi penuhnya belum sepenuhnya terlihat saat itu. Perjalanan karier Dudung di Yonif 744-SYB berlanjut hingga tahun 1994, dengan jabatan terakhir sebagai Komandan Peleton 1 Kompi B.

Sejak awal pengabdiannya hingga kini, Dudung telah membuktikan bahwa semangat pantang menyerah dan kerja keras mampu mengantarkan seseorang dari keterbatasan menuju puncak kepemimpinan di militer. 

Berikut beberapa pilihan penulisan ulang yang lebih humanis:

Perjalanan karier Dudung di TNI terus menanjak, membawanya mengemban berbagai amanah strategis seperti Komandan Kodim 0406 Musi Rawas, Komandan Kodim 0418 Palembang, dan Asisten Personel Kepala Staf Kodam VII/Wirabuana.

Tahun 2018 menjadi tonggak penting ketika Dudung dipercaya menjadi Gubernur Akademi Militer, sebuah jabatan yang semakin mengukuhkan reputasinya. Puncaknya, pada tahun 2020, ia ditunjuk sebagai Panglima Komando Daerah Militer Jaya (Pangdam Jaya), sebuah posisi vital yang menunjukkan kepercayaan negara padanya. Di bawah kepemimpinannya yang tegas namun humanis, Dudung kembali dipercaya untuk memegang tampuk Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Akhirnya, pada tahun 2021, Presiden Joko Widodo menunjuk Dudung Abdurachman untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), sebuah amanah tertinggi yang mengantarkannya meraih pangkat Jenderal bintang empat. Selain gemilang di dalam negeri, Dudung juga memiliki pengalaman berharga di kancah internasional. 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network