Gloria Cazares, yang putrinya termasuk di antara 19 anak dan dua guru yang tewas dalam penembakan itu, mendesak orang-orang untuk tidak membagikan video tersebut.
"Ini kebalikan dari apa yang diinginkan keluarga," tulisnya di Facebook. "Hati kita hancur lagi!,” lanjutnya.
Tetapi kerabat lainnya menyatakan dukungannya pada video itu.
"Saya senang itu dirilis. Tapi saya berharap mereka menunggu sampai anggota keluarga melihatnya sebelumnya," ujar Jesse Rizo, yang kehilangan anggota keluarga dalam penembakan itu, kepada afiliasi CBS lokal, Kens5.
Surat kabar Austin American-Statesman membela keputusannya untuk menerbitkan rekaman itu dalam editorial pada Selasa (12/7/2022) malam. "Transparansi dan pelaporan yang tak henti-hentinya adalah cara untuk membawa perubahan," bunyinya.
"Tujuan kami adalah untuk terus mengungkap apa yang terjadi di Robb Elementary, yang telah lama diminta oleh keluarga dan teman para korban Uvalde,” lanjutnya.
Video tersebut, yang mengkonfirmasi banyak rincian yang telah diberikan oleh pejabat Texas, dimulai dari saat pria bersenjata itu menabrakkan kendaraannya di dekat kampus. Dia menembakkan tembakan ke orang yang lewat di luar sebelum memasuki gedung sekolah dan berjalan tanpa hambatan melalui koridor.
Lalu seorang murid terlihat kembali ke kelas dari kamar mandi. Setelah melihat pria bersenjata itu berjalan menyusuri lorong di depannya, siswa itu membeku, berbalik dan melarikan diri.
Jeritan anak-anak diedit di seluruh video, tetapi beberapa semburan tembakan yang ditembakkan oleh si pembunuh jelas terdengar.
Petugas pertama tiba di lorong hanya tiga menit setelah penyerang memasuki gedung, tetapi bahkan ketika beberapa lagi berkumpul di koridor gedung, tidak ada yang mencoba memasuki kelas tempat pria bersenjata itu membarikade dirinya dengan siswa.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar