JAKARTA, iNewsSiantar.id -- Aksi anarkis para pendemo yang dilakukan di Kantor Pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) di Jalan Gajah Mada No 1, Harmoni, Jakarta dinilai merugikan banyak nasabah yang ingin melakukan transaksi perbankan.
Salah satunya dialami oleh Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama yang merasa dirugikan sebagai nasabah karena tidak bisa bertransaksi disebabkan adanya demo anarkis tersebut.
“Demo anarkis itu telah membuat saya sebagai nasabah dirugikan karena tidak bisa melakukan transaksi di cabang karena adanya hambatan dari para pendemo yang berlaku seperti preman,” ujar Haris di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Haris menegaskan, karena merugikan nasabah, dan merusak kantor bank yang merupakan aset negara, maka pihak kepolisian harus tegas menangkap para pendemo dan juga aktor yang menyuruh tindakan anarkis dan intimidasi tersebut.
“Saya lihat video yang menyudutkan banj viral di Media Sosial, apa yang dilakukan pihak bank sudah tepat. Pejabat yang menanganipun tegas melakukan tindakan, jangan sampai kalah dengan preman,” tegasnya.
Menurut Haris, pihaknya sebagai nasabah juga akan melaporkan tindakan anarkis para pendemo dan orang yang menyuruh pendemo melakukan tindakan anarkis ke aparat penegak hukum.
“Demo silakan, tapi jangan anarkis dan merugikan nasabah. Saya akan tegas melaporkan mereka ke Kepolisian,” tegasnya.
Seperti diketahui, aksi demonstrasi dilalulan pada Selasa (30/4/2024) dilakukan secara anarkis dengan menerobos masuk ke dalam Kantor, merusak lingkungan, serta melakukan intimidasi, sehingga mengganggu aktivitas dan membuat takut nasabah dan karyawan.
“KNPI mendukung pihak bank dan siap turun kalau aksi ini berlanjut dan tidak berujung. Siapa saja di belakang para pendemo tujuannya tidak benar dan KNPI melawan demo anarkis mereka. Oleh karena itu KNPI mendesak pihak bank untuk memproses demo yang merusak itu ke pihak berwajib dan polisi atau aparat hukum harus membela bank BUMN sebagai aset negara yang dilindungi,” pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta