KARO,iNewsSiantar.id - Petani milenial cantik Friska Ulina Girsang awalnya belum pernah sama sekali ke ladang cabai dan kentang. Namun kini siapa menyangka dia kini menjadi petani sukses di Merek, Karo.
Atas keberhasilannya sebagai petani, Friska dapat membeli mobil impiannya.
"Dari kecil enggak pernah ke ladang. Kemudian ketemu suami menikah diperkenalkan dengan dunia pertanian," ucap Friska dikutip dari akun YouTube CapCapung, Kamis (19/10/2022).
Friska bercerita jika awal terjun ke ladang setelah dirinya menikah. Padahal orangtua Friska seorang petani.
Kak Friska begitu sapaa akrbanyamengaku, masa kecilnya tinggal di Jakarta. Namun, dia harus pindah ke Karo.
Dia pun sempat menjadi pegawai desa sebelum jadi petani. Sontak saja, keputusannya terjun ke ladang sempat membuat teman-temannya kaget.
"Kamu ke ladang? enggak mungkin lah sampai heboh lah teman-teman," katanya lagi.
Rupanya kecintaanya Kak Friska ke dunia pertanian berawal dari hobi fotonya. Dia kerap mengagumi pemandangan indah di ladang. Siapa sangka, petani milenial ini justu kepincut dengan aktivitasnya di ladang.
"Awalnya ini dari narsis-narsisan jadi lama-lama jadi suka dan menikmati. Awalnya dari foto-foto lama-lam pegang daunnya dulu, besoknya pegang cangkulnya. Lama-lama itu jadi duniaku," katanya.
Kak Friska pun menuturkan, awalnya dia hanya memiliki 15 rante atau sekitar 300 meter ladang. Namun, ketelatenannya mengurus ladang membuat lahannya kini mencapai 7 hektare.
Dari hasil panennya dia bahkan bisa membeli mobil impiannya. Padahal dia bisa menanen cabai per dua minggu. Dia pun mengaku kerap mendapatkan pesan di akun instagramnya orang bertanya soal tips jadi petani cabai.
Kak Friska pun memastikan akan menjawab semua pertanyaan tersebut. Namun, dia mengingatkan jika menjadi petani sukses butuh proses.
Semangat dan ketelatenan tidak boleh patah semangat.
"Kadang-kadang ada yang sudah menyerah. Kalau kaya kita yang sudah besar masih bisa kerja sama dengan pupuk," ucapnya lagi.
Dia pun berpesan kepada milenial yang ingin bertani, jika hasil dari panen itu tidak bisa dipatok. Dia pun mengingatkan saat ini jika tidak ada lagi istilah petani tetapi pengusaha di bidang pertanian.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait