Mantan Wapres Adam Malik, Si Kancil Asal Siantar Personifikasi Utuh Kedekatan Diplomasi dan Wartawan
PEMATANG SIANTAR, iNewsSiantar.id - Pematang Siantar punya tokoh besar yang pernah menjadi wakil presiden mendampingi Presiden Soeharto. Tokoh ini adalah Adam Malik.
Nama lengkanya adalah H Adam Malik Batubara lahir di Pematangsiantar pada 22 Juli 1917 dan meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5 September 1984 pada umur 67 tahun.
Si Kancil begitulah julukan Adam Malik mendampingi Presiden Soeharto pada periode 1978-1983.
Sebelum menjadi wakil presiden, Adam Malik merupakan diplomat kunci dalam berbagai kebijakan luar negeri RI pada awal Orde Baru.
Adam Malik merupakan personifikasi utuh dari kedekatan antara diplomasi dan media massa.
Pada masa kecilnya, Adam Malik menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School (setingkat SD) di Pematang Siantar.
Lalu dia melanjutkan Sekolah Agama Madrasah Sumatra Thawalib Parabek di Bukittinggi, Sumatera Barat namun hanya satu setengah tahun saja. Lalu Adam Malik pulang kampung dan membantu orangtua berdagang.
Beranjak dewasa, keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta.
Ketika usianya masih belasan tahun, Dia pernah ditahan polisi Dinas Intel Politik di Sipirok, Tapanuli Selatan pada 1934 dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul.
Lalu pada usia 17 tahun, Adam Malik menjadi ketua Partindo di Pematangsiantar (1934-1935) untuk ikut aktif memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Panjang sudah pengabdian Adam Malik terhadap bangsa ini.
Lalu pada usia 20 tahun, ia bersama dengan Soemanang, Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna memelopori berdirinya Kantor Berita Antara.
Adam Malik awalnya memang seorang wartawan dan karirnya terus naik. Banyak orang bingung dan tak percaya jika Adam Malik yang secara formal hanya tamat SD (HIS) ini pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York dan merupakan salah satu pendiri LKBN Antara.
Kemahirannya memadukan diplomasi dan media massa menghantarkannya menimba berbagai pengalaman sebagai duta besar, menteri, Ketua DPR hingga menjadi wakil presiden RI.
Adam Malik yang berpostur kecil dan dijuluki “si kancil” juga dikenal sebagai salah satu pelaku dan pengubah sejarah yang berperan penting dalam proses kemerdekaan Indonesia hingga proses pengisian kemerdekaan dalam dua rezim pemerintahan Soekarno dan Soeharto.
Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984 setelah kanker menggerogoti levernya. Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik. Pemerintah juga memberikan berbagai tanda kehormatan.
Atas jasa-jasanya, Adam Malik dianugerahi berbagai macam penghargaan, di antaranya adalah Bintang Mahaputera kl. IV pada tahun 1971, Bintang Adhi Perdana kl.II pada tahun 1973, dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1998.
Diolah dari berbagai sumber.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait