Ada Surga, Neraka dan Tali Sandal, Begini Bunyi Hadits Sahihnya

Vitrianda Hilba Siregar
Ada surga, neraka dan ada juga tali sandal. Lho apa hubungannya dengan tali sandal. Foto:Dailymail

Pematang Siantar, iNewsSiantar.id - ADA surga, neraka dan ada juga tali sandal. Lho apa hubungannya dengan tali sandal. Bila surga dan neraka sering menjadi tema ceramah-ceramah keagamaan, terutama agama Islam. 

Namun ternyata surga dan neraka begitu dekat dengan seseorang, bahkan lebih dekat dibanding tali sandalnya. 

Mengingat neraka mendorong orang untuk bertobat dan berisitighfar. Begitu pula dengan mengingat surga itu akan membangkitkan semangat untuk beramal saleh.  

Dalam sebuah hadits yang sahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

“Surga itu lebih dekat dengan salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya. Demikian pula dengan neraka.” (HR. Al-Bukhari 6007)

Tentang hadits ini, Syaikh Dr Sholih bin Fauzan Al-Fauzan hafidhzohulloh dikutip pada Jumat (12/8/2022) dari pesan nasihatnya menjelaskan :

“Surga dan neraka itu sangat dekat dengan manusia (yakni manusia itu sangat mudah untuk masuk ke dalamnya, sesuai dengan amalannya, terutama di akhir hayatnya).

Karena itu, sudah sepantasnya manusia tidak berpanjang angan-angan yakni ingin hidup kekal dan lebih lama di dunia ini.

Tidak sepantasnya pula menganggap kematian dan hari kiamat itu masih jauh datangnya, sehingga dia terus melakukan dosa dan melalaikan perkara akhirat dan ajalnya.

Inti faedah hadis ini adalah agar manusia itu harus selalu bersiap-siap menghadapi kematian.

Sebab, dia tahu bahwa surga dan neraka itu dekat dengan manusia. Tidak ada jarak antara dirinya dengan surga atau neraka itu kecuali dengan dicabutnya ruh yakni kematian, kemudian akan berujung pada salah satu dari keduanya yakni surga atau neraka.

Dan mengingat-ingat surga itu akan membangkitkan semangat seseorang untuk beramal saleh.

Adapun mengingat-ingat neraka, akan mendorongnya untuk bertobat dan berisitigfar dari dosa-dosa.

Dia selalu waspada, jangan sampai kematian mendatanginya secara tiba-tiba, sedangkan dia dalam keadaan yang jelek sedang berbuat maksiat atau dosa, sehingga mati dalam keadaan su'ul khotimah. (Syarh Ushul Al-Iman, hal. 111) Nas-alulloha Husnal Khotimah, wa na'uudzu bihi min Su'il Khotimah.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network