Minim Perhatian Sarah Silaban Asuh 18 Anak Dari Tempat Sampah dan Pinggir Jalan di Pematang Siantar

Ricky Fernando Hutapea
Sarah Silaban di tengah-tengah anak yang di asuhnya di Panti Asuhan Thabita Care,Pematang Siantar.(iNewsSiantar.id/Ricky F Hutapea)

Pematang Siantar,iNewsSiantar.id- Sejumlah anak-anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak-Panti Asuhan Thabita Care di jalan Tanjung Pinggir, kelurahan Tanjung Pinggir, kecamatan Siantar Martoba, terlihat gembira bermain dan bercengkrama dengan sorang wanita yang juga dipanggil ibu.

Wanita yang dipanggil ibu oleh 18 anak-anak yang sebagian besar tidak mengetahui asal usul orang tuanya bahkan yang melahirkannya adalah Sarah Silaban.

Mengasuh 18 orang anak usia 2 hingga 10.tahun, yang sebagian besar tidak diketahui asal-usul orang tuanya bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan seorang ibu.

Namun bagi Sarah M Silaban, pekerjaan itu sudah dilakoninya selama hampir 10 tahun dengan penuh kesabaran dan kasih sayang seorang ibu.

Ditemui Rabu (24/8/2022), Sarah mengatakan,anak-anaknya ada yang dititipkan Dinas Sosial Pemko Pematang Siantar, Pemkab Simalungun bahkan Pemprovsu dan ada juga yang diantar langsung orang yang menemukannya.

Meski bukanlah anak yang dilahirkan Sarah,namun mereka  terlihat manja kepada Sarah, yang hingga saat masih berstatus lajang karena ingin mengabdikan diri bagi anak-anak yang diterlantarkan orang tuanya karena berbagai alasan.

" Anak-anak saya itu ada yang ditemukan baru lahir di pinggir jalan, di tempat sampah bahkan dilahirkan orang yang mengalami gangguan jiwa, kemudian diantar ke Panti Asuhan Thabita Care,dan kami tidak pernah menolak mereka diantar oleh siapapun termasuk pihak Dinas Sosial Pemko Pematang Siantar,  Pemkab Simalungun dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,", ujar Sarah.

Sarah bersyukur hingga saat ini anak-anak yang diasuhnya masih bisa sekolah dan kondisinya sehat-sehat.

Dia mengakui untuk mengasuh anak-anaknya harus berusaha sendiri mencari dana memenuhi kebutuhan sekolah dan hidup anak-anak yang diasuhnya karena sudah 7 tahun belakangan ini pihaknya tidak mendapat bantuan dari pemerintah.

Menurutnya sejak tahun 2015, pemerintah baik Pemko Pematang Siantar, Pemkab Simalungun, dan pemerintah provinsi Sumatera Utara tidak memberikan bantuan dalam bentuk apapun.

" Terakhir bantuan yang diberikan Pemko Pematang Siantar tahun 2015 setelah itu tidak ada dari pemerintah baik Pemkab Simalungun dan pemerintah provinsi Sumatera Utara", ujar Sarah.
Padahal anak-anak yang diasuhnya diantarkan Dinas Sosial Pemko Pematang Siantar, Pemkab Simalungun bahkan pemerintah provinsi Sumatera Utara.

Pihaknya juga pernah mengajukan proposal bantuan ke Pemko Pematang Siantar ,namun terkendala surat domisili yang hingga saat ini belum diterbitkan oleh pihak kelurahan setempat, dengan alasan tanah tempat bangunan Panti Asuhan Thabita tidak jelas statusnya.

Namun Sarah masih bersyukur banyak orang, seperti Bupati Simalungun periode 2010-2020,JR Saragih masih memberikan perhatian dengan menyumbang tempat tidur dan uang untuk kebutuhan anak-anak Panti Asuhan Thabita Care.

Meski mengasuh anak-anak panti asuhan dengan keterbatasan kemampuan biaya,namun Sarah tetap yakin anak-anak yang diasuhnya tidak akan dibiarkan Tuhan terlantar , karena pasti ada saja yang terbuka hatinya untuk membantunya, membesarkan, dan menyekolahkan anak-anaknya, sehingga diharapkan bisa merubah hidupnya kelak mencapai masa depan yang cerah.

Selain mengasuh anak-anak yang diterlantarkan orang tuanya Thabita Care juga merawat sekitar 20 orang yang mengalami gangguan jiwa.

Editor : Riky Fernando Hutapea

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network