Pematang Siantar,iNewsSiantar.id- Persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita masih menjadi tantangan besar untuk negara ini stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Dikutip dari lifebuoy.co.id stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan.
Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:
1.Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
2.Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
3.Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
4.Pubertas yang lambat
5.Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
6.Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya
Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia.
Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka.
Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk.
Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Pemerintah menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam acara yang digelar di Semarang,Maret 2022 lalu menyebut angka stunting di Indonesia masih mencapai 24,4 persen.
Angka ini masih berada di atas standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 persen.
Hasto Wardoyo mengatakan berdasar hasil survei, angka stunting di Indonesia mengalami penurunan tapi masih 24,4 persen dari keseluruhan jumlah balita 23 juta anak.
"Data berdasar survei 24,4 persen. Jumlah balita 23 juta lebih sedikit. Jadi masih 6,1 jutaan. Standar WHO 20 persen," ujar Hasto.
Melihat kondisi tersebut, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sebagai perusahaan agribisnis lokal,berkomitmen untuk menciptakan generasi unggul di Indonesia, dengan selalu konsisten dalam menjalankan program edukatif dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk menjaga keseimbangan asupan gizi.
Direktur Corporate Affairs Japfa Rachmat Indrajaya mengatakan stunting tidak hanya terjadi di daerah, tetapi juga kota besar seperti Jakarta, sehingga memerlukan aksi kolaborasi dalam mengatasi kasus tersebut.
"Kami sebagai perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur yang menyediakan produk protein hewani berkomitmen mendukung program-program pemerintah mengatasi stunting," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Rachmat menyampaikan bahwa pihaknya memiliki kegiatan 'Japfa for Kids' untuk menciptakan generasi unggul.
Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 tersebut telah menyasar ratusan ribu murid, ribuan guru, dan ratusan sekolah di seluruh Indonesia.
Program tersebut telah berhasil menjangkau 142.563 murid, 9.410 guru dan 830 sekolah di seluruh Indonesia. Serta dilanjutkan dengan pengembangan program Posyandu Sehat dan Berdaya yang berfokus dengan pertumbuhan dan kesehatan ibu dan balita, yang saat ini sudah berhasil dilaksanakan di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.
Tak hanya itu, Japfa juga memiliki program posyandu berdaya yang fokus terhadap pertumbuhan dan kesehatan ibu serta balita agar terhindar dari stunting. Program ini telah dilakukan di 24 provinsi di Indonesia.
"Kami sudah melakukan edukasi pada posyandu-posyandu, di mana kebanyakan ibu-ibu di daerah itu cuek terhadap kesehatan. Kami juga menyediakan alat penimbang berat badan dan pengukur tinggi," kata Rachmat.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa perusahaannya tengah menyiapkan konsep pemberdayaan masyarakat agar mandiri dalam menyediakan protein hewani. Program itu rencananya akan menjadi bentuk tanggung jawab sosial Japfa dalam meningkatkan asupan makanan kaya protein bagi masyarakat, terkhusus mereka yang berada di daerah-daerah yang masih tinggi kasus stunting.
"Perusahaan kami tersebar di beberapa pulau ada di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan sebagainya, jadi yang kami utamakan adalah daerah-daerah di mana unit-unit kami berada agar program itu bisa lebih mudah menjangkau masyarakat," terang Rachmat.
Program JAPFA for Kids di Sumatera Utara sudah dilakukan beberapa kali seperti membagikan 1.000 paket gizi kepada pelajar sekolah dasar (SD) di Kecamatan Namorambe,Kabupaten Deli Serdang pada 2018 lalu.
Program investasi sosial yang telah dilakukan JAPFA sejak tahun 2008 itu, selain di Deli Serdang yang diikuti 1100 pelajar dan 114 guru dari 10 sekolah, juga sudah pernah dilaksanakan di Kabupaten Simalungun.
Pihak Dinas Pendidikan Deli Serdang saat itu melalui Unit Pelaksana Tekhnis Dinas (UPTD) kecamatan Namorambe,Frida Decorry mengaku senang dengan kegiatan JAPFA for Kids yang dinilainya singkron dengan program-program Dinas Pendidikan menyangkut anak sekolah.
" Kami senang sekali dengan kegiatan JAPFA for Kids karena singkrom dengan program yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Deli Serdang, menyangkut peningkatan kualitas kesehatan dan gizi anak," ujar Corry.
Coory juga berharap kegiatan itu dapat berlangsung berkelanjutan dan PT JAPFA tetap dapat bersinergi dengan banyak pihak untuk melakukan kegiatan positif untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Direktur Corporate Affairs Japfa Rachmat Indrajayae Berharap melalui kegiatan yang dilaksanakan ,PT JAPFA ingin berkontribusi dalam pembangunan Indonesia dengan melaksanakan program JAPFA for Kids dengan menyiapkan anak-anak yang sehat dan cerdas melalui pemberian makanan yang sehat dan gizi seimbang.
" PT JAPFA sangat senang dapat berontribusi dalam pembangunan Indonesia dengan menyiapkan generasi muda atau anak-anak yang sehat dan cerdas melalui pemberian makanan yang sehat dan bergizi seimbang," sebut Racmat.
Disamping itu melalui visinya ,"Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama " PT JAPFA secara berkelanjutan berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat ,untuk memenuhi kebutuhan protein setiap harinya demi mewujudkan anak-anak Indonesia yang sehat dan bergizi seimbang, salah satunya melalui program JAPFA for Kids.
Marlina Ginting dari Kementerian Kesehatan RI menjelaskan, saat ini pemerintah tengah berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan edukasi di berbagai daerah untuk memerangi angka stunting.
“Oleh karena itu, kolaborasi yang telah dilakukan Japfa dengan berbagai pihak sangatlah membantu pemerintah untuk menjangkau lebih banyak lagi masyarakat di Indonesia,” paparnya dalam suatu acara yang dilaksanakan PT Japfa.
Semoga saja PT Japfa Comfeed Indonesia dengan program Japfa for Kids tetap konsisten berbuat untuk bangsa dan negara Indonesia, sehingga anak negeri bebas stunting dan generasi muda yang produktif dan unggul untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045 bisa diwujudkan.
Editor : Riky Fernando Hutapea
Artikel Terkait