Pematang Siantar,iNewsSiantar.id- Satuan Reskrim Polres Pematang Siantar bidik dugaan peredaran gas tabung ukuran 12 kilogram dan 5,5 kilogram yang dijual di bawah harga pembelian dari Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) dan tidak bercap perusahaan penyalur pada segel penutupnya.
Kepala Satuan Reskrim Polres Pematang Siantar, AKP Banuara Manurung, menyampaikan hal itu, Jumat (12/8/2022) menanggapi informasi dugaan masuknya gas tabung ukuran 12 kilogram dan 5,5 kilogram dari luar daerah dan diduga oplosan.
" Akan dilakukan penyelidikan terkait informasi yang disampaikan, jika tidak sesuai ketentuan akan diproses hukum", sebut Banuara.
Tabung gas ukuran 12 dan 5 kilogram dari kabupaten Asahan bersegel tanpa cap distributor diduga beredar di konsumen kota Pematang Siantar yang dijual dengan harga di bawah pasaran.
Peredaran gas yang diduga oplosan itu membahayakan bagi konsumen dan merugikan bagi distributor resmi.
Informasi yang diperoleh dari sejumlah konsumen dan pengecer, harga gas tabung 12 kilogram yang diangkut dengan menggunakan mobil pickup Suzuki Carry dijual seharga Rp175 ribu per tabung.
Sedangkan gas tabung ukuran 5,5 kilogram dijual dengan harga Rp75 ribu,sangat murah dibandingkan harga jual distributor resmi.
Padahal distributor resmi membeli gas tabung ukuran 12 kilogram sudah dengan harga Rp197.923 dan gas tabung ukuran 5,5 kilogram seharga Rp92.500 dari Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).
" Penjualannya ke konsumen saja sudah di bawah harga pembelian dari SPBE jadi patut dipertanyakan, darimana distributor itu membelinya kenapa bisa dijual di bawah harga pembelian resmi distributor", ujar seorang pengusaha distributor gas di Pematang Siantar yang minta identitasnya dirahasiakan, Jumat (12/8/2022).
Kemudian segel penutup pada gas juga ditemukan tidak bercap perusahaan penyalur atau distributor,sehingga diduga kuat merupakan oplosan.
Para pengusaha penyalur atau distributor gas di Pematang Siantar berharap polisi menyelidiki asal gas tabung ukuran 12 kilogram dan 5 ,5 kilogram yang masuk dari luar daerah diduga kabupaten Asahan, dan dijual dengan harga murah, karena dikhawatirkan merupakan gas oplosan.
Editor : Riky Fernando Hutapea
Artikel Terkait