Pematangsiantar,iNewsSiantar.id- Meski sudah 7 yang meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Pematangsiantar, namun sejauh ini pelaksana tugas walikota Susanti Dewayani terkesan slow respon.
Pasalnya dari pengamatan iNewsSiantar.id, Pemko Pematangsiantar yang saat ini dipimpin seorang dokter, sepertinya belum terlihat melaksanakan fogging di pemukiman pendudukan dan sosialisasi pencegahan kepada masyarakat secara optimal.
Di sejumlah pemukiman penduduk meski kota Pematangsiantar sudah ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD , namun pelaksanaan fogging tidak terlihat gencar dilakukan.
Sosialisasi kepada masyarakat seperti memasang spanduk himbauan mencegah DBD di kawasan pemukiman penduduk juga tidak terlihat.
" Warga berharap walikota Pematangsiantar bergerak cepat menangani KLB DBD, tingkatkanlah fogging di pemukiman penduduk, sosialisasi jangan hanya di tempat-tempat tertentu, bila perlu dipasang spanduk-spanduk supaya masyarakat mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan mencegah DBD", ujar R Hutagalung warga kecamatan Siantar Utara.
Sebelumnya Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemko Pematangsiantar dr Yuliana Sara Erika Silitonga MKM, menyampaikan angka kasus DBD di Kota Pematangsiantar meningkat signifikan. Kondisinya sudah sampai pada level KLB atau wabah secara epidimiologi.
Hingga 10 Juli 2022, kasus aktif DBD yang masih dirawat sebanyak 16 orang dari sebelumnya ,19 orang, namun 3 orang sudah dinyatakan sembuh.
Kemudian menurut Erika jumlah kematian akibat DBD sebanyak 7 orang. Dari 7 orang tersebut, 5 di antaranya usia dewasa yang juga memiliki penyakit komorbid.
Dia menambahkan Pemko Pematangsiantar melalui dinas kesehatan, puskesmas, camat, lurah, hingga RT/RW sudah melakukan berbagai antisipasi untuk pengendalian/penanggulangan kasus DBD agar tidak semakin berkembang.
Editor : Riky Fernando Hutapea
Artikel Terkait