JAKARTA, iNewsSiantar.id - Peringatan menarik diungkap oleh seorang penjudi online. Punya modal uang yang sangat besar tetap tidak artinya jika dihabiskan buat judi online.
Pengalaman miris itu diketahui diungkap oleh pemilik akun X @Bizztragakid, Kamis (11/9/2023) ini. Lewat curhatan panjangnya, akun tersebut bercerita tentang pengalamannya bermain judi online.
"Saya menghabiskan Rp1 miliar lebih untuk bermain judi online. Bagaimana judi online menghancurkan hidup saya dan orang sekitar saya," tulis akun tersebut mengawali pengakuannya.
Dia melanjutkan judi online yang dimainkan beda dengan judi online yang tengah jadi sorotan masyarakat saat ini. Alih-alih judi online yang bikin dia kelabakan adalah judi online pertandingan olahraga.
Punya uang berlimpah justru membuat pemilik akun @Bizztragakid itu justru keenakan bermain judi online. Maklum latar belakangnya memang datang dari keluarga yang sangat mapan.
Ayahnya seorang pengusaha tekstil yang sangat sukses. Jadi tidak heran jika dia bisa mendapatkan banyak privilige dibanding orang lainnya. Mulai dari sekolah di tempat yang berkualitas hingga les kumon, piano, global art, Bahasa Inggris dan lain-lainnya.
Beruntungnya lagi dia juga sangat mudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji belasan juta. Kantongnya semakin tebal ketika ayahnya meninggal dunia dan mewariskan perusahaan yang sangat sehat dari segi keuangan.
Ibarat kata uang mengalir setiap saat buat dirinya. Dia bahkan dipercaya oleh ibunya untuk mengatur seluruh keuangan keluarga.
"Pandemi mulai berakhir, saya justru mengenal judi online. Bukan slot, tapi bentuk yang paling berbahaya yaitu judi olahraga," ungkapnya.
Kebetulan lagi dia memang sangat suka olahraga. Momen Piala Dunia 2022 justru jadi perkenalan pertama dirinya berkenalan judi online olahraga.
Apalagi dia melihat salah seorang temannya sangaat hedon dan royal dengan uang. "Ternyata dia mendapat penghasilan tambahan dengan judi bola, saya pun tertarik," ujarnya.
Dasar godaan setan, pemilik akun itu memang benar-benar untung besar saat mencoba judi online bola di percobaan pertama. Bayangkan dengan modal Rp1 juta dia bisa mendapat uang Rp48 juta hanya karena memprediksi Arab Saudi bisa mengalahkan Argentina di babak penyisihan grup Piala Dunia 2022 di Qatar.
"Saya shock karena dalam dua jam saya mendapatkan uang yang bariu bisa saya dapat dengan berbulan-bulan kerja. Dan mulailah kegilaan saya," terangnya.
Namun semuanya justru berputar 180 derajat dengan cepat. Baru sekali menang dia kemudian rugi total di lain waktu.
Namun apa daya, dia sudah keranjingan dengan judi online. Fatalnya lagi dia punya banyak uang untuk terus melanjutkan kegilaan tersebut. Seperti candu, dia benar-benar tidak peduli berapa jumlah uang yang dia habiskan untuk kegilaan tersebut.
"Saya ketagihan karena sensasi menang judi tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat, dopaminnya beda," jelasnya.
Setelah Piala DUnia 2022 Qatar berakhir, dia justru melanjutkan kegilaannya itu dengan judi di cabang olahraga lain.
Bak kesetanan dia mulai memasang di semua cabang olahraga. Bahkan sampai Liga 1 di Indonesia juga tak lewat dari bidikannya.
Walau kalah dia tetap tidak mau berhenti. Dia ingin tetap ingin merasakan serunya menang di judi online. Hingga pada akhirnya dia kelabakan ketika melihat saldo rekening miliknya yang ratusan juta tiba-tiba tinggal puluhan juta.
Parahnya bukannya insyaf, dia justru percaya judi online bisa membalikkan keadaannya yang nyaris bangkrut. Kali ini dia mencoba tidak asal-asalan main judi online olahraga.
Dia jadi rajin baca statistik dan berbagai informasi pendukung. Tapi apa mau dikata jebakan judi online justru penuh tipu daya.
Akhirnya dia benar-benar bangkrut. Saking putus asanya dia nekat meminta uang dari perusahaan warisan ayahnya.
Seperti tadi, dia percaya jika punya modal lagi dia bisa memutar ulang kondisi seperti awal lagi. Dia yakin bisa keluar dari kebangkrutan yang bikin dia sering berbohong ke keluarganya.
Nyatanya uang Rp200 juta yang dia ambil dari perusahaan warisan ayahnya justru hangus tak tersisa. Tidak ada uang sepeser pun yang masuk ke kantongnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta