MEDAN, iNewsSiantar.id - Seorang pemuda yang bertugas sebagai pengatur jalan, yang sering disebut Pak Ogah, diduga menjadi korban penganiayaan oleh anggota polisi Sabhara di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan pada Sabtu (21/10/2023). Akibat peristiwa tersebut, pemuda tersebut mengalami luka-luka serius, bahkan patah tulang.
Dari informasi yang diperoleh, pemuda tersebut bernama Firdaus dan tinggal di Jalan Pintu Air, Kelurahan Sitirejo I, Kecamatan Medan Kota. Pria berusia 36 tahun ini mengungkapkan bahwa dia dikejar oleh petugas polisi karena menjadi pengatur jalan (Pak Ogah) di lingkungan putaran jalan depan RS Estomihi.
"Kami berjumlah tiga orang, tetapi saya yang dikejar, ditangkap, dan kemudian dibawa ke dalam sebuah mobil truk oleh anggota Sabhara," ujarnya sambil merasakan rasa sakit akibat luka-luka yang dialaminya.
Ketika berada dalam mobil, Firdaus mengatakan bahwa petugas polisi segera melakukan pemukulan terhadapnya.
"Saya dipukuli dan ditendang, meskipun sudah memohon ampun, tetapi tetap saja dipukuli. Baru setelah sampai di daerah Amplas, saya diturunkan, dan di sana terdapat belasan orang di dalam mobil itu," katanya.
Sementara itu, warga dari Jalan Pintu Air, Gang Langgar, yang dikenal dengan inisial IS, mengatakan bahwa ia menerima Firdaus dari seorang tukang becak yang mengantarkannya ke Pos Penjaga Malam.
"Tukang becak yang mengantarnya tadi ke sini. Sayang sekali, meskipun bukan seorang pencuri, dia malah menjadi korban penganiayaan. Ini jelas merupakan tindakan yang tidak pantas," tegas IS.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta