"Kita harus berhati-hati menghadapi ini, tidak boleh jumawa dan saya kira Bank Indonesia juga dengan Kementerian Keuangan, saya kenal Bapak Ibu berdua itu saya kira sangat kredibel," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Silicon Valley Bank mulai mengalami kebangkrutan ketika para nasabahnya, yang sebagian besar adalah perusahaan-perusahaan teknologi yang membutuhkan uang tunai ketika berjuang mendapatkan pembiayaan dan mulai menarik simpanan mereka.
Kebangkrut Silicon Valley menjadi sorotan dunia sebab banyak nasabah dengan nilai rekening yang sangat besar pada bank terbesar ke-16 di Amerika tersebut.
Kebangkrutan Silicon Valley Bank ini pun menjadi kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah Amerika setelah ambruknya Washington Mutual pada 2008.