"Karena gak ada kerjaan saya di warnet main game selama empat hari," ujarnya.
Dalam kondisi gelap di ruangan warnet, tiba-tiba pada hari keempat saya main game, mata saya gelap tidak bisa melihat. Rasanya pandangan mutar semua.
"Sambil sempoyongan akhirnya saya pulang ke rumah di Tegal Alur Jakarta," katanya mengingat kejadian awal mula kebutaannya itu.
Keesokan harinya, dengan diantar temannya, Rahmad memeriksakan matanya ke sebuah rumah sakit di daerah Cengkareng, Jakarta barat.
Tapi nasib berkata lain, dari hasil pemeriksaan itu, Rahmad dibuat terkejut. Dokter mendiagnosisnya mengalami kebutaan permanen.
Terbukti, setelah 10 tahun berlalu, dia masih merasakan dunianya gelap.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta