"Para penumpang sangat kejam kepadaku," ungkap Parker sedih. Parker menuduh, penumpang lain minta dirinya pindah karena merasa terintimidasi dengan payudara besar miliknya. Sialnya, awak kabin berpihak kepada sang pengadu.
Alhasil, Parker harus pindah dari kursinya dan ditempatkan di dapur pesawat. Lokasi tersebut dipilih karena tidak ada kursi kosong lainnya.
"Tidak ada kursi kosong lainnya, sehingga saya menghabiskan sebagian besar penerbangan dengan duduk di kursi dapur," ungkapnya penuh kecewa.
Dia bahkan melontarkan kalimat kasar saat menjelaskan keputusan awak kabin memindahkannya. Setibanya di London, Parker segera membuat komplain atas apa yang menimpa dirinya. Sayang sungguh sayang, komplain yang disampaikan tidak cukup baik direspons.
Tidak ada permintaan maaf dari pihak maskapai atas tindakan tersebut. Meski begitu, Parker mengaku sama sekali tidak trauma naik pesawat maupun transportasi umum lainnya. Dia mengaku senang berada di antara banyak orang termasuk saat berada di kendaraan umum.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar