Hamim menilai, tindakan prajurit tersebut merupakan reaksi yang muncul dari pernyataan Effendi Simbolon. "Mungkin saja itu terjadi sebagai reaksi spontan, bukan cuma dari prajurit, bahkan dari masyarakat juga, atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan," ucapnya.
Lebih lanjut Hamim mengungkap, di era serba digital seperti sekarang, siapa saja dapat menyampaikan pendapatnya melalui sosial media, tidak terkecuali prajurit TNI.
"Saat ini siapa pun bisa menyampaikan dan mengakses apa pun melalui medsos," katanya.
Kendati demikian, Hamim mengatakan, pihaknya tetap akan memberikan imbauan dan pengarahan kepada para prajurit.
Ke depannya, TNI juga menjadikan kejadian ini sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah ke depan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta