“DPR RI secara konsisten menyerap aspirasi petani di berbagai daerah, yang kemudian kami perjuangkan dalam berbagai rapat kerja dengan Pemerintah di gedung DPR RI dalam ruang lingkup fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran DPR RI,” tutur Puan. Namun sambung cucu proklamator RI Bung Karno itu,DPR-RI tidak bisa bekerja sendiri perlu gotong royong dengan pemerintah daerah, tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota jika ingin mewujudkan kesejahteraan petan, mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.
Puan lantas berpesan agar program dua kali-kali tanam agar terus dipantau tahapannya. “Jangan dicanangkan lalu ditinggalkan, harus digelorakan setelah dicanangkan. Semoga program Dua Kali Tanam-Dua Kali Panen bermanfaat untuk petani, rakyat, dan Indonesia,” tegas Puan.
Bupati Toba, Poltak Sitorus yang ikut mendampingi Puan secara khusus meminta DPR ikut membantu wilayahnya mengatasi kelangkaan pupuk. Ia juga berharap ada dukungan untuk program pupuk organik daripada pupuk kimia.
“Kalau soal pupuk organik, coba nanti kita pikirkan agar di Tapanuli Raya ini ada pabrik pengolahan pupuk organik,” kata Puan.
Legislator dari Dapil Jawa Tengah V ini kemudian menyoroti soal penanaman jagung di Toba yang masih dilakukan dengan cara manual. Saat berbincang dengan Puan, petani setempat juga mengatakan belum pernah menanam jagung dengan mesin.
“Saya pernah tanam jagung di Papua sama presiden, tapi pakai mesin (harvest). Kalau di sini manual, harus jongkok,” ucap Puan. “Sebenarnya bisa bu, tapi tidak ada alatnya,” timpal salah seorang petani.
Puan berjanji akan membantu pengadaan mesin penanam jagung di Toba.
Di sisi lain, Bupati Toba Poltak Sitorus mengeluhkan jalan provinsi sepanjang 190 km yang 70% di antaranya rusak. Ia berharap DPR dapat membantu agar ada perbaikan jalan rusak di Toba.
"Karena ini memicu inflasi, harga-harga jadi naik karena transport susah,” kata Bupati Poltak.
Editor : Riky Fernando Hutapea