PEMATANG SIANTAR, iNewsSiantar.id - Musim penghujan kini menjadi fase rutin tahunan terutama di Indonesia. Hujan sejatinya adalah keberkahan dan anugerah yang diturunkan oleh Allah Ta'ala.
Hujan yang turun memberikan manfaat besar bagi semua mahluk hidup di bumi ini. Fenomena hujan sudah dijelaskan dalam Alquranm begitu juga dengan sains.
Hal ini dipaparkan dalam buku Tafsir Ilmi 'Air dalam Perspektif Alquran dan Sains' yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Mereka menjelaskan proses daur air yang menjadi awal dari turunnya hujan.
Proses daur air dapat diuraikan secara sederhana, dimulai dari uap air di udara yang, saat jumlahnya cukup banyak, berkumpul membentuk awan. Saat uap air dalam awan mencapai titik jenuh, terjadi kondensasi menjadi air yang kemudian turun ke Bumi sebagai hujan.
Namun, di daerah dengan suhu udara lebih rendah dari titik beku air, air yang terkondensasi tersebut akan berubah menjadi fase padat dan jatuh ke Bumi sebagai salju atau es. Ketika salju dipanaskan, ia akan mencair.
Air yang berasal dari lelehan salju, seperti halnya air hujan, mengalir dan mengisi bagian-bagian terendah permukaan Bumi dalam bentuk sungai, danau, atau rawa di daratan, dan akhirnya mengalir ke laut.
Sebagian aliran air ini meresap ke dalam tanah, mengalir, dan disimpan di dalam tanah serta batuan sebagai air tanah dalam atau air tanah dangkal. Dengan bantuan sinar matahari, sebagian air yang mengalir di daratan dan lautan akan menguap ke udara dan bergabung dengan arus angin.
Allah Subhanahu wa ta'ala menjelaskan tentang turunnya hujan melalui Surah Ar Rum Ayat 48:
اَللّٰهُ الَّذِىۡ يُرۡسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيۡرُ سَحَابًا فَيَبۡسُطُهٗ فِى السَّمَآءِ كَيۡفَ يَشَآءُ وَيَجۡعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الۡوَدۡقَ يَخۡرُجُ مِنۡ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَاۤ اَصَابَ بِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖۤ اِذَا هُمۡ يَسۡتَبۡشِرُوۡنَۚ
Allaahul lazii yursilur riyaaha fatusiiru sahaaban fa yabsutuhuu fis samaaa'i kaifa yashaaa'u wa yaj'aluhuu kisafan fataral wadqa yakhruju min khilaalihii fa izaaa asaaba bihii mai yashaaa'u min 'ibaadihiii izaa hum yastabshiruun
Artinya: Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.
Selain itu dijelaskan pula dalam QS Surah An Nur Ayat 43
اَلَمۡ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزۡجِىۡ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيۡنَهٗ ثُمَّ يَجۡعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الۡوَدۡقَ يَخۡرُجُ مِنۡ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَآءِ مِنۡ جِبَالٍ فِيۡهَا مِنۡۢ بَرَدٍ فَيُـصِيۡبُ بِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ وَ يَصۡرِفُهٗ عَنۡ مَّنۡ يَّشَآءُ ؕ يَكَادُ سَنَا بَرۡقِهٖ يَذۡهَبُ بِالۡاَبۡصَارِؕ
Alam tara annal laaha yuzjii sahaaban summa yu'allifu bainahuu summa yaj'aluhuu rukaaman fataral wadqa yakhruju min khilaalihii wa yunazzilu minas samaaa'i min jibaalin fiihaa mim barain fa yusiibu bihii mai yashaaa'u wa yasrifuhuu 'am mai yashaaa'u yakka
Artinya: Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta