JAKARTA, iNewsSiantar.id - Dugaan praktik kecurangan di PSSI dan paling umum terjadi saat kontestasi pemilihan Ketua Umum PSSI dibongkar Kurniawan Dwi Yulianto
Mantan penyerang Timnas Indonesia ini mengungkapkan dugaan praktik jual beli suara saat menjadi tamu podcast chanel YouTube Abraham Samad Speak Up, Selasa (17/1/2023).
Kurniawan mengawali praktik dugaan kecurangan berdasarkan pengalamannya ketika mencalonkan diri menjadi Ketum PSSI pada 2017 silam.
Pengalaman maju dalam bursa calon Ketum PSSI membuat matanya terbuka. "Saya 2017 tergerak untuk mencalonkan. Sebetulnya saya itu tahu sudah kalah itu sudah pasti. Tapi niat saya ingin membuka para senior yang tahu organisasi masuk, karena saya berharap mereka bisa mengurus sepak bola," kata Kurniawan.
Namun, Kurniawan Dwi Yulianto tidak membeberkan siapa pengurus senior yang dia maksudkan. Lebih lanjut, orang pertama yang mendapatkan tiket untuk mengikuti program Primavera ke Italia tahun 1993 itu mengaku dapat telepon dari sejumlah pihak ketika memutuskan untuk tetap maju.
"Apa yang terjadi saya kaget 2017 itu saya diteleponin beberapa orang yang saya gak kenal. Kurniawan di belakang loe siapa," katanya.
Orang yang menelepon tersebut, lanjut Kurniawan, menawarkan sejumlah suara dengan imbalan rupiah.
"Dia bilang saya bisa dapetin sekian suara. Saya merasa saya kalah itu pasti modal kebaikan aja," katanya.
Abraham Samad terpancing melempar pertanyaan soal pemilihan Ketua Umum PSSI yang disebut selalu diwarnai praktik curang.
Lelaki kelahiran Magelang, Jawa Tengah, itu menegaskan bahwa kecurangan pemilihan Ketua Umum PSSI pasti ada.
"Kalau yang saya yakini yang saya alami ada. Kalau saya mau dapet suara, sekian (rupiah, red) nilainya," bebernya.
Bahkan dia sempat dibuntuti seseorang saat Kongres. Ketika itu, ia bahkan diminta menjadi calo suara.
"Pas di kongres aja waktu ke toilet ada yang minta suara ke saya. Bisa gak dapetin sekian suara kita berani bayar sekian nggak sampe ratusan juta. lu kan dari Jawa. Saya bilang: Eh, saya jelek-jelek gini calon Ketua Umum PSSI. Saya bukan calo," katanya.
"Faktanya tidak tahu, tapi kemungkinan ada, karena voternya kita tidak bisa jagain, tapi saya tidak bisa memastikan. Karena yang sesuai pengalaman saya aja," katanya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta