get app
inews
Aa Text
Read Next : Mantan Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung Kini Jadi Kapolresta Bandara Soetta

Aksi Brutal Unjuk Rasa Serang hingga Membalikkan Mobil Polisi

Selasa, 20 September 2022 | 10:47 WIB
header img
Aksi brutal hingga menyerang hingga membalikkan polisi dilakukan massa saat berunjuk rasa. Foto/Al Arabiya

TEHERAN, iNewsSiantar.id  - Aksi brutal hingga menyerang hingga membalikkan polisi dilakukan massa saat berunjuk rasa. Mereka berunjuk rasa disejumlah kawasan di Iran sebagai bentuk protes keras setelah kematian seorang wanita muda di Iran. 

Pengunjuk rasa dengan beringas berusaha membalikkan kendara polisi di Teheran. 

Sebuah rekaman yang dibagikan di media sosial memperlihatkan kejadian tersebut.Sebuah video yang dibagikan oleh akun Twitter Iran yang melaporkan protes di Iran, @1500tasvir, menunjukkan para demonstran di Teheran berusaha membalikkan kendaraan polisi dengan jendela yang pecah. 

Video lain dari Teheran menunjukkan pengunjuk rasa bentrok dengan meriam air aparat keamanan yang berusaha membubarkan demonstran. 

“Kami akan berjuang, kami akan mati, kami akan merebut kembali Iran,” teriak pengunjuk rasa di Teheran dalam satu video yang dibagikan di Twitter seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (20/9/2022). 

Video lain yang dibagikan di Twitter menunjukkan aksi protes menyebar ke bagian lain Iran, termasuk kota utara Rasht dan kota timur laut Mashhad. Al Arabiya tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut secara independen. 

Sebelumnya pada hari Senin, bentrokan hebat meletus antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di Divandarreh, sebuah kota di provinsi Kurdistan Iran. Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, pasukan keamanan menembaki para pengunjuk rasa. 

Protes dimulai setelah Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun, dinyatakan meninggal pada hari Jumat. Amini mengalami koma tak lama setelah dia ditahan oleh polisi moral karena jilbabnya di Teheran pada 13 September.

Polisi Teheran mengatakan Amini tiba-tiba mengalami masalah jantung saat dalam tahanan, dan media yang dikelola negara memuat cerita yang mengklaim dia menderita berbagai kondisi kesehatan sebelum penangkapannya. 

Namun orang tua Amini mengatakan bahwa putri mereka tidak memiliki masalah kesehatan sebelum ditahan. Para aktivis mengatakan dia dipukuli saat ditahan, menyebabkan luka serius yang menyebabkan kematiannya. 

Jilbab, yang diwajibkan bagi wanita di Iran tak lama setelah revolusi 1979 di negara itu, dianggap sebagai garis merah bagi para penguasa teokratis Iran. 

Wanita yang melanggar aturan berpakaian yang ketat berisiko dilecehkan dan ditangkap oleh polisi moral Iran. Berdasarkan aturan berpakaian, wanita diwajibkan untuk menutupi rambut mereka sepenuhnya di depan umum dan mengenakan pakaian yang panjang dan longgar.
 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut