MOSKOW, iNewsSiantar.id - Presiden Rusia Vladimir Putin digandeng Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat lalu memicu publik dan netizen bertanya-tanya.
Putin digandeng Erdogan saat saat keduanya bertemu di Samarkand, Uzbekistan.
Keduanya terlihat saat berjalan melintasi lobi gedung KTT SCO di Samarkand, Uzbekistan.
Putin tampak dibantu Erdogan hanya untuk tetap berdiri tegak. Setelah video insiden itu diposting di dunia maya, banyak pengguna media sosial berspekulasi bahwa kesehatan Putin menurun.
"Sepertinya Putin sedang menyeret (bagian tubuh) kirinya, sisi sampingnya perhatikan baik-baik lengan dan kaki kirinya," tulis seorang netizen di Twitter.
"Sepertinya bantuan (itu) untuk menyembunyikan masalah tangannya yang gemetar," kata netizen lain seperti dikutip dari Daily Star, Minggu (18/9/2022).
Banyak netizen lain mengatakan bahwa Putin tampak "lemah" dan "rapuh". "Mungkin akibat stroke? Kelumpuhan sebagian? Saya bukan dokter, tapi pasti ada yang aneh dengan cara dia bergerak" tulis salah satu netizen.
Seorang pengguna Twitter yang kurang diplomatis, menulis: “Apakah dia mabuk? Apakah dia mempermalukan dirinya sendiri? Apakah dia dirajam? Begitu banyak pertanyaan…” Putin telah memanfaatkan KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) untuk mencoba meningkatkan dukungan bagi “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina.
Putin bersikeras bahwa meskipun ada keretakan dengan Barat, Rusia tidak terisolasi karena dapat melihat ke kekuatan besar di timur seperti China dan India. Tetapi dia harus menerima bahwa serangan terhadap Ukraina merugikan sekutu Rusia di seluruh dunia.
"Saya tahu posisi Anda dalam konflik di Ukraina, kekhawatiran yang terus-menerus Anda ungkapkan," katanya kepada Perdana Menteri India Narendra Modi. "Kami akan melakukan segalanya untuk menghentikan ini sesegera mungkin," imbuhnya.
Komentar Putin kepada Modi datang sehari setelah pertemuan tatap muka pertamanya dengan Presiden China Xi Jinping sejak dimulainya perang Ukraina, di mana dia juga secara terbuka mengakui “pertanyaan dan kekhawatiran” Beijing.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta