JAKARTA, iNewsSiantar.id - Jenderal M Jusuf pernah gebrak meja saat pertemuan dengan Presiden Soeharto yang dihadiri juga oleh Soedharmono, Moerdiono, LB Moerdani, dan Amirmachmud.
Selama Soeharto menjadi presiden tidak pernah ada orang yang bersikap berani bahkan menggeberak meja di hadapannya.
Lantas mengapa Jenderal M Jusuf berani melakukannya?
Kisah tentang ini diceritakan kembali oleh Atmadji Sumarkidjo dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit, dikutip pada Sabtu (17/9/2022).
Jenderal TNI M Jusuf. Foto: Dok/Ist
Atmadji Sumarkidjo mengisahkan kembali sebagai berikut:
Keputusan Presiden Soeharto menunjuk Jenderal M Jusuf sebagai Panglima ABRI pada Maret 1978 mengejutkan banyak kalangan. Bukan apa-apa, Jusuf telah 13 tahun tak berdinas di militer.
Selepas menjadi Pangdam XIV Hasanuddin, jenderal bangsawan Bugis itu ditarik ke kabinet sebagai menteri perindustrian ringan oleh Presiden Soekarno. Setelah itu menteri perindustrian dasar dan menteri perdagangan.
Karier itu berlanjut saat Soeharto naik takhta. Jusuf kembali dikaryakan menjadi perindustrian, tepatnya pada 6 Juni 1968. Atas dasar itu banyak orang tak menyangka ketika Soeharto mengumumkannya sebagai Panglima ABRI/Menhankam menggantikan Jenderal Maraden Panggabean.
“Dibanding Maraden Panggabean yang digantikan, dia (Jusuf) kalah lengkap karier militernya terutama di bidang staf dan teritorial. Tetapi siapa yang berani melawan kehendak Soeharto?,” kata Atmadji Sumarkidjo dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit, dikutip Sabtu (17/9/2022).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta